Kamis, 30 Oktober 2014

MORTALITAS


BAB I
Pendahuluan
1.1     Latar Belakang
Mortalitas atau kematian merupakan keadaan hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang dapat terjadi setiap setelah kelahiran hidup (World Health Organization).
Kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan saja dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengaan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun
masalah kesehatan lingkungan. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas (kelahiran) dan migrasi.
          Data  kematian sangat di perlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap programprogram kebijaksanaan penduduk.
          Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
             Menurut konsepnya, terdapat 3 keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersama dengan salah satu keadaan lainnya.



1.2     Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan  mortilitas ?
2.       Bagaimana cara mengetahui sumber data kematian ?
3.       Bagaimana mengetahui ukuran kematian ?
4.       Sebutkan beberapa penyebab kematian, faktor yang menunjang dan menghambat kematian?
5.       Apa pengaruh mortalitas terhadap kesehatan masyarakat ?


1.3     Tujuan
1.       Untuk mengetahui pengertian mortilitas
2.       Untuk mengetahui sumber data kematian
3.       Untuk mengetahui ukuran kematian
4.       Dapat mengetahui penyebab dari kematian, faktor yang menunjang dan menghambat kematian.
5.       Untuk mengetahui pengaruh mortalitas terhadap  kesehatan masyarakat



BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Ukuran Mortilitas
Mortalitas atau kematian  merupakan keadaan hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang dapat terjadi setiap setelah kelahiran hidup (World Health Organization). Kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan saja dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengaan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas (kelahiran)  dan migrasi.
          Data  kematian sangat di perlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijaksanaan penduduk.
          Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
          Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah. Dalam hal ini, mortalitas terbagi atas tiga tingkatan antara lain yaitu tingkat kematian kasar, tingkat kematian khas umur, tingkat kematian bayi. Mortalitas ( kematian ) ini tidak bisa kita hindari seiring dengan waktu, semua makhluk hidup akan mati.
             Menurut konsepnya, terdapat 3 keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersama dengan salah satu keadaan lainnya.






2.2     Sumber Data Kematian
Cara mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain :
1.      sistem registrasi fital
Dalam system registrasi fital kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa kematian tersebut terjadi. Di Indonesia, belum ada sistem registrasi vital yang bersifat nasional, yang ada hanya sistem registrasi vital yang bersifat bersifat lokal, dan inipun tidak sepenuhnya meliputi semua kejadian kematian pada kota-kota itu sendiri. Dengan demikian di Indonesia tidak mungkin memperoleh data kematian yang baik dari sistem registrasi vital.
2.      Sensus dan survei penduduk
Sensus dan survei penduduk merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk mengumpulkan data penduduk, termasuk pula data kematian. Data ini diperoleh melalui sensus atau survei dapat digolongkan menjadi dua bagian :
a.       Bentuk lasungsung (Direct Mortality Data)
Data kematian bentuk langsung diperoleh dengan menanyakan kepada responden tentang ada tidaknya kematian selama kurun waktu tertentu. Apabila ada tidaknya kematian tersebut dibatasi selama satu tahun terakhir menjelang waktu sensus atau survei dilakukan, data kematian yang diperoleh dikenal sebagai ‘Current mortality Data’.
b.      Bentuk tidak langsung (Indirect Mortalilty Data)
Data kematian bentuk tidak langsung diperoleh melalui pertanyaan tentang ‘Survivorship’ golongan penduduk tertentu misalnya anak, ibu, ayah dan sebagainya. Dalam kenyatan data ini mempunyai kualitas lebih baik dibandingkan dengan data bentuk langsung. Oleh sebab itu data kematian yang sering dipakai di Indonesia adalah data kematian bentuk tidak langsung dan biasanya yaitu data ‘Survivorship’ anak. Selain sumber data di atas, data kematian unutk penduduk golongan tertentu di suatu tempat, kemungkinan dapat diperoleh dari rumah sakit, dinas pemakaman, kantor polisi lalu lintas dan sebagainya.
c.       Penelitian
Penelitian kematian penduduk biasanya dilakukan bersamaan dengan penelitian kelahiran yang disebut dengan penelitian statistik vital.
d.      Perkiraan (estimasi)
Perkiraan tentang jumlah kematian dan kelahiran ini didapatkan dari sensus penduduk yang dilakukan.

2.3     Cara Pengukuran Angka Kematian
Ada beberapa cara pengukuran angka kematian diantaranya adalah:
1.        Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama
perhitungan ini dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut goklongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain

2.        Angka Kematian Penyebab khusus (AKPK)
AKPK adalah jumlah seluruh kematian karena penyebab dalam satu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebutdalam persen atau permil.
Rumus:
AKPK = Pt/P x k
AKPK = jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu  X 100%
P          = Jumlah penduduk yang mungkin terkena
Pt         = Penyakit tertentu pada pertengahan tahun

3.        Angka Kematian Ibu
Adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, dan nifas dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen atau permil.
Rumus:
AKI = Pf/P x 100
AKI     = Jumlah kematian ibu karena kehamilan, kelahiran dan nifas   X100
 P         = Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
Manfaat
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

4.        Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate)
CDR adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
CDR = D/P x 100
Dimana :
D         = jumlah kematian pada tahun X
Pm       = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x
K         = konstanta 1000
Manfaat CDR
a) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
b) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat
c) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
d) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis
e) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

5.        Tingkat Kematian Menurut Umur ( Age Specific Death Rate )
adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
Dimana :       
ASDR = Di/Pmi x k   
Di   = Jumlah kematian pada kelompok umur (i)
Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur (i)
k     = Angka konstan (1000)
Manfaat ASDR sebagai berikut:
a) untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur
b) untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah
c) untuk menghitung rata-rata harapan hidup

6.        Tingkat Kematian Bayi { Infant Death Rate (IDR) /Infat Mortality  Rate (IMR)
IMR = D0/B x 1000
Dimana :
Do       = Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu
B         = Jumlah lahir hidup pada tahun tertentu
K         = bilangan konstan (1000)
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.

7.        Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita
Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama
Rumus:
UFMR = (M/R)k
M
         = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R
         = Penduduk balita pada tahun yang sama
k
          = Konstanta
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak
Angka kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

8.        Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal
Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
Rumus:
NMR = (d1/ B)k
di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta
Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;
a) untuyk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
b) Untuk mengetahui program Imuninsasi
c) Untuk pertolongan persalina
d) untuk mengetahui penyakit infeksi

9.        Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal
Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Rumus:
PMR = (P+M/R)k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu
M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har
R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:
a) Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan sosial ekonomi
d) Penyakit infeksi terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan


2.4         Penyebab Kematian
Kematian dewasa umumnya di sebabkan karena penyakit menular, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistem pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.
Di samping itu juga terdapat, faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas  dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.
Adapapun faktor-faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut:
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain:
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan
Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain:
1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
5. Kemajuan di bidang kedokteran.


2.5         Pengaruh Mortalitas Terhadap  Kesehatan Masyarakat
Di dalam studi ilmu kependudukan terdapat sebuah komponen yang ikut mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah yaitu kematian atau mortalitas. Peristiwa kematian dapat disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah kesehatan. Suatu korelasi timbal balik antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat ada dua macam, yaitu korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan maupun korelasi yang bersifat negative atau merugikan.
Korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah dengan adanya mortalitas, maka kelajuan pertumbuhan penduduk yang tidak dapat terkendali dapat ditekan dan secara otomatis kepadatan penduduk pun dapat berkurang sehingga terjadi pula perubahan fungsi lahan yang semula untuk perumahan menjadi fungsi lain yang lebih bermanfaat misalnya pertanian, lahan perkebunan, sumber lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Dengan demikian kesejahteraan penduduk akan semakin meningkat begitu pula derajat kesehatan masyarakat. Sebagai ilustrasi pada suatu wilayah yang padat penduduknya maka letak bangunan yang satu dengan lainnya saling berhimpitan sehingga menimbulkan banyak permasalahan kesehatan, seperti sanitasi yang kurang memadai, kurangnya lahan sumber oksigen (tumbuh-tumbuhan), dan sebagainya.
Korelasi yang bersifat negative atau merugikan antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah terkait penyebab kematian di suatu wilayah itu sendiri. Dalam studi ilmu kesehatan masyarakat dipelajari berbagai faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat atau lebih dikenal dengan teori H.L. Blum, diantaranya adalah karena faktor perilaku individu atau masyarakat, pelayananan kesehatan, lingkungan, dan genetik. Kematian dapat disebabkan karena perilaku dan pola hidup yang tidak bersih dan sehat sehingga menimbulkan penyakit, apabila penyakit tersebut menyebar ke masyarakat maka dapat terjadi kematian penduduk dalam jumlah yang banyak. Kedua, kematian dapat disebabkan oleh pelayanan kesehatan yang kurang memadai, hal ini terkait dengan kebijakan kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti adanya penyelewengan dana penyediaan alkes, pembagian jamkesmas yang tidak merata dan sesuai sasaran menyebabkan terjadinya kematian penduduk terutama penduduk yang ada di bawah garis kemiskinan. Ketiga, banyak penyakit yang bersumber dari lingkungan. Misalnya, lingkungan yang kumuh memiliki sedikit sumber oksigen (tumbuh-tumbuhan), sedikitnya lahan untuk membuang sampah rumah tangga sehingga mencemari tanah, air, dan udara. Keempat, banyaknya kematian juga dipengaruhi oleh factor genetic, di mana seorang bayi yang lahir cacat bahkan meninggal dunia dapat diakibatkan oleh gen orang tua yang mengandungnya, misalnya sang orang tua tidak gemar mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi kandungannya atau terdapat penyakit keturunan yang dibawa oleh orang tuanya.







BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.       Ukuran kematian merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang cukup kompleks.
2.       Cara mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain registrasi fital dan sensus dan survey penduduk.
3.       Ada beberapa cara pengukuran angka kematian diantaranya adalah Angka Kematian Penyebabkhusus(AKP),  Angka Kasus Fatal, Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Ibu, Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate), Tingkat Kematian Menurut Umur ( Age Specific Death Rate ), Tingkat Kematian Bayi-Infant Death Rate (IDR) /Infat Mortality  Rate (IMR).
4.       Korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah dengan adanya mortalitas maka kelajuan pertumbuhan penduduk yang tidak dapat terkendali dapat ditekan dan secara otomatis kepadatan penduduk pun dapat berkurang sehingga terjadi pula perubahan fungsi lahan yang semula untuk perumahan menjadi fungsi lain yang lebih bermanfaat.
5.       Korelasi yang bersifat negatif atau merugikan antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah terkait penyebab kematian di suatu wilayah itu sendiri. Dalam studi ilmu kesehatan masyarakat dipelajari berbagai faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat atau lebih dikenal dengan teori H.L. Blum, diantaranya adalah karena faktor perilaku individu atau masyarakat, pelayananan kesehatan, lingkungan, dan genetik.








DAFTAR PUSTAKA

Barclay, G.W. 1970. Techniques of population Analysis.John Wiley dan Sons, Inc. New York, London, Sidney, Eight Printing.
Palmore, J.A. 1971. Measuring Mortality : a self teaching guide to elementary measures, papers of the East – west population Institute No. 15. Honolulu, Hi.
Pollard, A.H. Yusuf, F. , pollard, G.N. 1974. Demographic Techniques.pergamon press Australia.
Sembiring, DR.RK. : Demographic Fakultas Pasca Sarjana IKIP( Jakarta), 1985.
http://www.bps.go.id diakses pada tanggal 12 September 2014
http://bkkbn.go.id diakses pada tanggal 12 September 2014
http://ayonfriday.blogspot.com/2013/04/mortalitas_15.html diakses pada tanggal 12 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar