BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Mortalitas atau kematian merupakan keadaan
hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang dapat terjadi
setiap setelah kelahiran hidup (World Health Organization).
Kematian dapat menimpa siapa saja, tua,
muda, kapan saja dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak
berkaitan dengaan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun
masalah kesehatan lingkungan. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga
komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan
penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas (kelahiran) dan migrasi.
Data kematian sangat di perlukan antara lain untuk
proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan misalnya, perencanaan fasilitas
perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan
masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap
programprogram kebijaksanaan penduduk.
Konsep mati
perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk
membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, dikhawatirkan bisa
terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang
dikatakan mati.
Menurut
konsepnya, terdapat 3 keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat
mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersama
dengan salah satu keadaan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mortilitas ?
2. Bagaimana cara mengetahui sumber
data kematian ?
3. Bagaimana mengetahui ukuran kematian ?
4. Sebutkan beberapa penyebab kematian, faktor yang menunjang dan menghambat
kematian?
5. Apa pengaruh
mortalitas terhadap kesehatan masyarakat ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian mortilitas
2. Untuk mengetahui sumber data
kematian
3. Untuk mengetahui ukuran kematian
4. Dapat
mengetahui penyebab dari kematian, faktor yang menunjang dan menghambat
kematian.
5. Untuk
mengetahui pengaruh mortalitas terhadap kesehatan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ukuran Mortilitas
Mortalitas atau kematian merupakan keadaan hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan
secara permanen yang dapat terjadi
setiap setelah kelahiran hidup (World Health Organization). Kematian dapat menimpa
siapa saja, tua, muda, kapan saja dan dimana saja. Kasus kematian terutama
dalam jumlah banyak berkaitan dengaan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat
maupun masalah kesehatan lingkungan. Mortalitas
atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah
fertilitas (kelahiran) dan migrasi.
Data kematian sangat di perlukan antara lain untuk
proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan misalnya, perencanaan fasilitas
perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan
masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap
program-program kebijaksanaan penduduk.
Konsep mati
perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk
membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak
dikonsepkan, dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai
orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
Mortalitas
adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu daerah. Dalam hal
ini, mortalitas terbagi atas tiga tingkatan antara lain yaitu tingkat kematian kasar, tingkat kematian khas umur,
tingkat kematian bayi. Mortalitas ( kematian ) ini tidak bisa kita hindari
seiring dengan waktu, semua makhluk hidup akan mati.
Menurut
konsepnya, terdapat 3 keadaan vital, yang masing-masing saling bersifat
mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi bersama
dengan salah satu keadaan lainnya.
2.2 Sumber Data
Kematian
Cara mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh
dari berbagai macam sumber, antara lain
:
1.
sistem
registrasi fital
Dalam system
registrasi fital kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera
setelah peristiwa kematian tersebut terjadi. Di Indonesia, belum ada sistem
registrasi vital yang bersifat nasional, yang ada hanya sistem registrasi vital
yang bersifat bersifat lokal, dan inipun tidak sepenuhnya meliputi semua
kejadian kematian pada kota-kota itu sendiri. Dengan demikian di Indonesia
tidak mungkin memperoleh data kematian yang baik dari sistem registrasi vital.
2.
Sensus dan
survei penduduk
Sensus dan survei penduduk merupakan kegiatan sesaat yang
bertujuan untuk mengumpulkan data penduduk, termasuk pula data kematian. Data
ini diperoleh melalui sensus atau survei dapat digolongkan menjadi dua bagian :
a. Bentuk
lasungsung (Direct Mortality Data)
Data
kematian bentuk langsung diperoleh dengan menanyakan kepada responden tentang
ada tidaknya kematian selama kurun waktu tertentu. Apabila ada tidaknya kematian tersebut dibatasi selama
satu tahun terakhir menjelang waktu sensus atau survei dilakukan, data kematian
yang diperoleh dikenal sebagai ‘Current mortality Data’.
b. Bentuk tidak
langsung (Indirect Mortalilty Data)
Data kematian
bentuk tidak langsung diperoleh melalui pertanyaan tentang ‘Survivorship’
golongan penduduk tertentu misalnya anak, ibu, ayah dan sebagainya. Dalam kenyatan data ini mempunyai kualitas lebih baik
dibandingkan dengan data bentuk langsung. Oleh sebab itu data kematian yang sering dipakai di
Indonesia adalah data kematian bentuk tidak langsung dan biasanya yaitu data
‘Survivorship’ anak. Selain sumber data di atas, data kematian unutk penduduk
golongan tertentu di suatu tempat, kemungkinan dapat diperoleh dari rumah
sakit, dinas pemakaman, kantor polisi lalu lintas dan sebagainya.
c. Penelitian
Penelitian
kematian penduduk biasanya dilakukan bersamaan dengan penelitian kelahiran yang
disebut dengan penelitian statistik vital.
d. Perkiraan
(estimasi)
Perkiraan
tentang jumlah kematian dan kelahiran ini didapatkan dari sensus penduduk yang
dilakukan.
2.3 Cara
Pengukuran Angka Kematian
Ada beberapa
cara pengukuran angka kematian diantaranya adalah:
1.
Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah
perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi
dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada
tahun yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama
perhitungan ini
dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat keamtia yang
tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut goklongan umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain
2.
Angka
Kematian Penyebab khusus (AKPK)
AKPK adalah jumlah seluruh kematian karena penyebab dalam satu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebutdalam persen atau permil.
Rumus:
AKPK = Pt/P x k
AKPK = jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu
X 100%
P =
Jumlah penduduk yang mungkin terkena
Pt = Penyakit tertentu pada pertengahan
tahun
3.
Angka
Kematian Ibu
Adalah jumlah
kematian ibu karena kehamilan, persalinan, dan nifas dalam satu tahun dibagi
dengan jumlah
kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen atau permil.
Rumus:
AKI
= Pf/P x 100
AKI = Jumlah
kematian ibu karena kehamilan, kelahiran dan nifas X100
P = Jumlah kelahiran hidup pada tahun
yang sama
Manfaat
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
4.
Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate)
CDR adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap
1000 penduduk pada pertengahan tahun.
CDR = D/P x 100
Dimana :
D = jumlah
kematian pada tahun X
Pm = jumlah
penduduk pada pertengahan tahun x
K = konstanta
1000
Manfaat CDR
a) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
b) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat
c) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
d) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis
e) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk
a) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
b) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat
c) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
d) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis
e) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk
5.
Tingkat Kematian Menurut Umur ( Age Specific Death Rate )
adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu
berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
Dimana
:
ASDR = Di/Pmi x k
Di = Jumlah kematian pada kelompok umur (i)
Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada
kelompok umur (i)
k = Angka konstan (1000)
Manfaat ASDR sebagai berikut:
a) untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur
b) untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah
c) untuk menghitung rata-rata harapan hidup
a) untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur
b) untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah
c) untuk menghitung rata-rata harapan hidup
6.
Tingkat Kematian Bayi { Infant Death Rate (IDR) /Infat
Mortality Rate (IMR)
IMR = D0/B x 1000
Dimana :
Do = Jumlah
kematian bayi pada tahun tertentu
B = Jumlah
lahir hidup pada tahun tertentu
K = bilangan
konstan (1000)
Angka
Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka
kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan
perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain.
Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan
dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal
adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya
program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
7.
Under Five Mortality Rate
(UFMR) Angka kematian Balita
Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka
kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian
balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang
sama
Rumus:
UFMR = (M/R)k
M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R = Penduduk balita pada tahun yang sama
k = Konstanta
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak Angka kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
Rumus:
UFMR = (M/R)k
M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R = Penduduk balita pada tahun yang sama
k = Konstanta
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak Angka kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
8.
Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal
Neonatal adalah
bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah
kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
Rumus:
NMR = (d1/ B)k
di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta
Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;
a) untuyk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
b) Untuk mengetahui program Imuninsasi
c) Untuk pertolongan persalina
d) untuk mengetahui penyakit infeksi
Rumus:
NMR = (d1/ B)k
di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta
Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;
a) untuyk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
b) Untuk mengetahui program Imuninsasi
c) Untuk pertolongan persalina
d) untuk mengetahui penyakit infeksi
9.
Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal
Angka kematian
perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan
berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7
hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun
yang sama.
Rumus:
PMR = (P+M/R)k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu
M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har
R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:
a) Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan sosial ekonomi
d) Penyakit infeksi terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan
Rumus:
PMR = (P+M/R)k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu
M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har
R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:
a) Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan sosial ekonomi
d) Penyakit infeksi terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan
2.4
Penyebab
Kematian
Kematian dewasa umumnya di sebabkan karena penyakit
menular, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian
bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistem pernapasan bagian atas
(ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi
buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah
terinfeksi dan menyebabkan tingginya
kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.
Di samping itu juga terdapat, faktor sosial ekonomi
seperti pengetahuan tentang kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan,
kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan
keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam
masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari
ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan
pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.
Adapapun faktor-faktor yang menunjang dan
menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut:
Penunjang Kematian (Pro
Mortalitas) antara lain:
1.
Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
2.
Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3.
Keadaan gizi penduduk yang rendah
4.
Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
5.
Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan
Penghambat Kematian
(Anti Mortalitas) antara lain:
1.
Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
2.
Fasilitas kesehatan yang memadai
3.
Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4.
Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
5.
Kemajuan di bidang kedokteran.
2.5
Pengaruh Mortalitas
Terhadap Kesehatan Masyarakat
Di dalam studi ilmu kependudukan terdapat sebuah komponen
yang ikut mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah yaitu
kematian atau mortalitas. Peristiwa kematian dapat disebabkan
oleh banyak faktor salah satunya adalah kesehatan. Suatu korelasi timbal balik antara
mortalitas dengan kesehatan masyarakat ada dua macam, yaitu korelasi yang
bersifat positif atau menguntungkan maupun korelasi yang bersifat negative atau
merugikan.
Korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan antara
mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah dengan adanya mortalitas, maka kelajuan pertumbuhan penduduk
yang tidak dapat terkendali dapat ditekan dan secara otomatis kepadatan penduduk pun dapat
berkurang sehingga terjadi pula perubahan fungsi lahan yang semula untuk
perumahan menjadi fungsi lain yang lebih bermanfaat misalnya pertanian, lahan
perkebunan, sumber lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Dengan demikian
kesejahteraan penduduk akan semakin meningkat begitu pula derajat kesehatan
masyarakat. Sebagai ilustrasi pada suatu wilayah yang padat penduduknya maka letak
bangunan yang satu dengan lainnya saling berhimpitan sehingga
menimbulkan banyak permasalahan kesehatan, seperti sanitasi yang kurang
memadai, kurangnya lahan sumber oksigen (tumbuh-tumbuhan), dan sebagainya.
Korelasi yang bersifat negative atau merugikan antara
mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah terkait penyebab kematian di suatu wilayah
itu sendiri. Dalam studi ilmu kesehatan masyarakat dipelajari berbagai
faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat atau lebih dikenal dengan
teori H.L. Blum, diantaranya adalah karena faktor perilaku individu atau
masyarakat, pelayananan kesehatan, lingkungan, dan genetik. Kematian dapat disebabkan karena
perilaku dan pola hidup yang tidak bersih dan sehat sehingga menimbulkan penyakit,
apabila penyakit tersebut menyebar ke masyarakat maka dapat terjadi kematian
penduduk dalam jumlah yang banyak. Kedua, kematian dapat disebabkan oleh
pelayanan kesehatan yang kurang memadai, hal ini terkait dengan kebijakan
kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti adanya penyelewengan dana
penyediaan alkes, pembagian jamkesmas yang tidak merata dan sesuai sasaran
menyebabkan terjadinya kematian penduduk terutama penduduk yang ada di bawah
garis kemiskinan. Ketiga, banyak penyakit yang bersumber dari lingkungan. Misalnya, lingkungan yang kumuh
memiliki sedikit sumber oksigen (tumbuh-tumbuhan), sedikitnya lahan untuk
membuang sampah rumah tangga sehingga mencemari tanah, air, dan udara. Keempat,
banyaknya kematian juga dipengaruhi oleh factor genetic, di mana seorang bayi
yang lahir cacat bahkan meninggal dunia dapat diakibatkan oleh gen orang tua
yang mengandungnya, misalnya sang orang tua tidak gemar mengkonsumsi nutrisi
yang baik bagi kandungannya atau terdapat penyakit keturunan yang dibawa oleh
orang tuanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ukuran kematian merupakan angka atau indeks, yang di pakai
sebagai dasar untuk menentukan
tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling
sederhana sampai yang cukup kompleks.
2. Cara
mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,
antara lain registrasi fital dan sensus dan survey penduduk.
3. Ada beberapa
cara pengukuran angka kematian diantaranya adalah Angka Kematian
Penyebabkhusus(AKP), Angka Kasus
Fatal, Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka
Kematian Ibu, Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate), Tingkat Kematian Menurut Umur ( Age Specific
Death Rate ),
Tingkat
Kematian Bayi-Infant Death
Rate (IDR) /Infat Mortality Rate (IMR).
4. Korelasi yang bersifat positif atau
menguntungkan antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah dengan
adanya mortalitas maka kelajuan pertumbuhan penduduk yang tidak dapat
terkendali dapat ditekan dan secara otomatis kepadatan penduduk pun dapat
berkurang sehingga terjadi pula perubahan fungsi lahan yang semula untuk
perumahan menjadi fungsi lain yang lebih bermanfaat.
5. Korelasi yang bersifat negatif atau merugikan antara mortalitas dengan kesehatan
masyarakat adalah terkait penyebab kematian di suatu wilayah itu sendiri. Dalam
studi ilmu kesehatan masyarakat dipelajari berbagai faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat atau lebih dikenal dengan teori H.L. Blum,
diantaranya adalah karena faktor perilaku individu atau masyarakat, pelayananan kesehatan, lingkungan,
dan genetik.
DAFTAR PUSTAKA
Barclay,
G.W. 1970. Techniques of population Analysis.John Wiley dan Sons, Inc.
New York, London, Sidney, Eight Printing.
Palmore,
J.A. 1971. Measuring Mortality : a self teaching guide to elementary
measures, papers of the East – west population Institute No. 15. Honolulu,
Hi.
Pollard,
A.H. Yusuf, F. , pollard, G.N. 1974. Demographic Techniques.pergamon
press Australia.
http://balatbangbengkulu.files.wordpress.com/2010/06/mortalitas_bkkbn07.pdf diakses pada tanggal 12 April 2013.
Sembiring,
DR.RK. : Demographic Fakultas Pasca Sarjana IKIP( Jakarta), 1985.
http://ayonfriday.blogspot.com/2013/04/mortalitas_15.html diakses pada tanggal 12 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar